Thursday, December 26, 2013

Nabi Nuh membuat kapal dari Kayu Jati di Nusantara?


 

 Baru-baru ini, gabungan pengkaji arkeologi dan antropologi dari dua negara, iaitu China dan Turki, seramai 15 orang, yang juga merakam film dokumentari tentang tapak kapal Nabi Nuh AS itu, telah menemukan bukti baru. Mereka mengumpulkan artifak dan fosil-fosil berupa serpihan kayu kapal, dan paku. 

Hasil kajian makmal Noah’s Ark Ministries International, China-Turki, setelah melakukan ujian material fosil kayu oleh ahli tanaman purba, menunjukan bukti yang amat-amat mengejutkan, yakni fosil kayu Kapal Nabi Nuh AS sebenarnya berasal dari kayu jati yang ada di Pulau Jawa!

 
Saintis China ini menemukan bukti yang memeranjatkan dunia Arkeologi!

Mereka telah meneliti ratusan sample kayu purba dari berbagai negara, dan memastikan, bahawa fosil kayu jati yang berasal dari kawasan Jawa Timur dan Jawa Tengah 100 peratus tepat dengan sample fosil kayu Kapal Nabi Nuh AS. 

 
Mereka meyakini 99 peratus, bahwa tapak kapal di Gunung Ararat, Turki adalah merupakan fosil Kapal Nuh yang ribuan tahun lalu terdampar di puncak gunung itu, setelah banjir besar menenggelamkan dunia dalam peristiwa mencairnya glisier di kedua-dua kutub. Daripada kajian ini maka jelas kepada kita bahawa misteri dunia dan rahsia Allah itu tidak semudah yang kita sangka. Rupa-rupanya ada sebab mengapa Allah swt menempatkan umat Islam teramai di dunia di Kawasan Nusantara! Rupanya tanah bertuah ini adalah tanah para Nabi.

Wednesday, December 25, 2013

Titian bangsa kaum Malaya



 Sunda Land merujuk kepada kerajaan/benua Atlantis yang tenggelam dan hilang.
Bangsa Melayu salah satu cabang rumpun Nusantara adalah dari keturunan bangsa Atlantis yang maju dan moden dan menyebarkan ketamadunan di seluruh pelosok dunia.
Semua tamadun - tamadun besar dan awal di dunia ini mengambil blue print dari bangsa melayu/atlantis.

the late Prof. Arysio Santos'(Ph.D.) seminal discoveries on Atlantis. 
His book: Atlantis - The Lost Continent Finally Found {The Definitive Localization of Plato's Lost Civilization}.

GUNUNG HIMALAYA(EVEREST) yang tertinggi didunia adalah landmark Gunung Orang Melayu..

Banjaran Titiwangsa menganjur dari selatan Thailand hingga ke Gunung Ledang di Johor. Banjaran bermaksud deretan gunung dan bukit, yang menjadi tulang belakang sesebuah kawasan.

Banjaran Titiwangsa menjadi tulang belakang Semenanjung Malaysia. Ia sebenarnya menganjur dari Banjaran Himalaya dan puncak tertingginya ialah Gunung Everest.
Banjaran ini menjadi legeh bagi sungai-sungai utama di semenanjung Malaysia.


Banjaran titiwangsa kiranya dilihat dari atasnya seumpama seekor naga yang melingkar. Tahan sebagai pintu utama (Panji Mahkota), dengan Balung (Panji Alam), gunung Senyum (Panji Cakra), Gunung Ledang (Panji Chogam), gunung Jerai (Panji Nakhoda), Gunung Segantang (Panji Kembayat/rohani) dan gunung Lira (Panji Paduka). Bila terbuka kota Utama maka terbuka pintu utama maka terbuka kembali jalan perhubungan yang mengikat menjadi satu. Maka kota2 yang telah bangun diikat kembali menjadi satu yang membawa kota paduka seumpama "raja" yang kembali setelah bersatu diri menjadi satu.



klu yg aku kasi kat korang :

Titiwangsa-Titian Bangsa.
Himalaya- Mala 


kesempurnaannya akan jadi "titian bangsa kaum mala-yu"

sedikit demi sedikit akan ku buka rahsia ini.

Saturday, December 21, 2013

Sumatra di zaman Rasulullah lagi?





Benarkah pulau Sumatra telah dikenal oleh Rasulullah SAW semasa hidup, serta telah dilalui dan disinggahi para pedagang dan pelaut Arab di masa itu? Pernyataan ini diungkap Prof. Dr. Muhammad Syed Naquib al-Attas di buku terbarunya “Historical Fact and Fiction” yang di seminarkan November 2011 lalu.

Syed Muhammad al Naquib al Attas lahir di Bogor, 5 September 1931 adalah seorang cendekiawan dan filsuf muslim saat ini dari Malaysia. Ia menguasai teologi, filsafat, metafisika, sejarah, dan literatur. Ia juga menulis berbagai buku di bidang pemikiran dan peradaban Islam, khususnya tentang sufisme, kosmologi, filsafat, dan literatur Malaysia.

Kesimpulan Al-Attas ini berdasarkan inductive methode of reasoning. Metode ini, ungkap al-Attas, bisa digunakan para pengkaji sejarah ketika sumber-sumber sejarah yang tersedia dalam jumlah yang sedikit atau sulit ditemukan, lebih khusus lagi sumber-sumber sejarah Islam dan penyebaran Islam di Nusantara memang kurang.

Ada dua fakta yang al-Attas gunakan untuk sampai pada kesimpulan di atas.

Pertama, bukti sejarah Hikayat Raja-Raja Pasai yang di dalamnya terdapat sebuah hadits yang menyebutkan Rasulullah saw menyuruh para sahabat untuk berdakwah di suatu tempat bernama Samudra, yang akan terjadi tidak lama lagi di kemudian hari. Hikayat Raja-raja Pasai antara lain menyebutkan sebagai berikut:
“…Pada zaman Nabi Muhammad Rasul Allah salla’llahu ‘alaihi wassalama tatkala lagi hajat hadhrat yang maha mulia itu, maka sabda ia pada sahabat baginda di Mekkah, demikian sabda baginda Nabi: 
“Bahwa sepeninggalku ada sebuah negeri di atas angin samudera namanya. Apabila ada didengar khabar negeri itu maka kami suruh engkau (sediakan) sebuah kapal membawa perkakas dan kamu bawa orang dalam negeri (itu) masuk Islam serta mengucapkan dua kalimah syahadat. Syahdan, (lagi) akan dijadikan Allah Subhanahu wa ta’ala dalam negeri itu terbanyak daripada segala Wali Allah jadi dalam negeri itu”
Dasarnya tentu sangat kuat baik secara teologis maupun secara antropologis. Hamzah Fansuri, Nurruddin Ar-Raniry, Syamsuddin As-Sumatrani, Syech Abdurrauf As-singkili yang terkenal dengan nama Syeikh di Kuala atau Syiah Kuala adalah sekian diantara ulama besar Aceh yang pernah ada di zaman keemasan kesultanan Pasai dan Kerajaan Aceh Darussalam. Bahkan, sekian diantara Wali Songo memiliki garis hubungan pendidikan atau lulusan (alumni) yang berguru di Samudera Pasai sebagai pusat peradaban Islam Asia tenggara kala itu. Bahkan beberapa diantaranya ada yang memiliki hubungan keturunan dengan Aceh penyebar Islam di Tanah Jawa.

Kedua, berupa terma “kāfūr” yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Kata ini berasal dari kata dasar “kafara” yang berarti menutupi. Kata “kāfūr” juga merupakan nama yang digunakan bangsa Arab untuk menyebut sebuah produk alam yang dalam Bahasa Inggris disebut camphor, atau dalam Bahasa Melayu disebut dengan kapur barus.

Masyarakat Arab menyebutnya dengan nama tersebut karena bahan produk tersebut tertutup dan tersembunyi di dalam batang pohon kapur barus/pohon karas (cinnamomum camphora) dan juga karena “menutupi” bau jenazah sebelum dikubur.  Produk kapur barus yang terbaik adalah dari Fansur (Barus) sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, yang terletak di pantai barat Sumatra.

Dengan demikian tidak diragukan wilayah Nusantara lebih khusus lagi Sumatra telah dikenal oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam  dari para pedagang dan pelaut yang kembali dengan membawa produk-produk dari wilayah tersebut (pasai) dan dari laporan tentang apa yang telah mereka lihat dan dengar tentang tempat-tempat yang telah mereka singgahi. Perlu di ketahui, bahwa asal-usul penamaan pulau "Sumatera" sendiri berasal dari kata "Samudera" Pasai.

Menurut berita-berita luar yang juga diceritakan dalam Hikayat Raja-raja Pasai kerajaan ini letaknya di kawasan Selat Melaka pada jalur hubungan laut yang ramai antara dunia Arab, India dan Cina. Disebutkan pula bahwa kerajaan ini pada abad ke XIII sudah terkenal sebagai pusat perdagangan di kawasan itu.

Kembali menurut Al-Attas, ia menyebutkan, ada empat faktor penyebab minimnya sumber dan kajian sejarah Islam dan sejarah penyebaran Islam di Nusantara.

Pertama, sumber dan karya ilmiah sejarah Islam yang ditulis dalam huruf Jawi/Pego (Arab latin) oleh masyarakat Nusantara tidak begitu terkenal di kalangan ilmuwan Barat karena tidak banyak dari mereka yang pandai membaca tulisan Jawi.

Kedua, banyak sumber sejarah yang hilang atau tidak diketahui keberadaannya pada zaman penjajahan.

Ketiga, biasanya sumber-sumber sejarah yang ditulis masyarakat Nusantara dianggap oleh orientalis sebagai artifak sastra, sebagai karya dongeng atau legenda, yang hanya bisa dipelajari dari sudut filologi atau linguistik, dan tidak bisa diterima sebagai sumber sejarah yang sempurna dan benar.

Keempat, karena minimnya sumber dan kajian sejarah Islam Nusantara membuat para ilmuwan Barat hanya menggunakan sumber, kajian dan tulisan dari luar Nusantara termasuk dari Barat. Mereka tidak memperhatikan atau mungkin tidak tahu adanya bahan-bahan dan informasi yang terdapat dalam berbagai sumber sejarah Islam termasuk sumber-sumber sejarah dari wilayah Nusantara.

Prof. Dr. Abdul Rahman Tang, dosen pasca sarjana di Departemen Sejarah dan Peradaban, Kulliyyah of Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences di International Islamic University Malaysia, selaku pembanding menyatakan kajian sejarah Islam Nusantara yang dilakukan al-Attas dalam buku tersebut sebagian besar bersifat spekulatif.

Salah satu fakta spekulatif tersebut adalah hadits yang terdapat dalam Hikayat Raja Raja Pasai. Menurutnya, fakta-fakta tersebut bisa valid jika telah menjalani proses “verification of fact”. Namun Al-Attas tidak melakukan proses ini terhadap hadits yang disebutkan di dalam hikayat raja-raja pasai tersebut.

Muslim China warga Malaysia ini mempertanyakan tentang hadits ini dan mengkhwatirkan implikasinya terhadap pemikiran masyarakat Nusantara. Menurutnya, al-Attas melakukan inductive methode of reasoning secara tidak konstruktif. Sedang Dr. Syamsuddin Arif, dosen IIUM asal Jakarta, selaku pembicara kedua dalam acara bedah buku tersebut mengungkapkan kesimpulan al-Attas di atas logis dan sesuai dengan fakta.

Hal ini berdasarkan perjalanan pelaut dan pedagang Arab pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam  yang pergi ke China. Untuk mencapai negeri China melalui laut tak ada rute lain kecuali melalui dan singgah wilayah Nusantara.

Lebih lanjut Arif mengemukakan berbagai teori dan pendapat tentang kapan, dari mana, oleh siapa, dan untuk apa penyebaran Islam di Nusantara beserta bukti-bukti dan fakta-fakta yang digunakan untuk mendukung pendapat-pendapat tersebut.  Arif juga menjelaskan ilmuwan siapa saja yang memegang dan yang menentang pendapat-pendapat tersebut. 

Di akhir makalahnya, Arif mempertanyakan pendapat J.C. Van Leur yang pertama kali menyatakan bahwa penyebaran Islam di Nusantara dimotivasi oleh kepentingan ekonomi dan politik para pelakunya.

Van Leur dalam bukunya “Indonesian Trade and Society” berpendapat, sejalan dengan melemahnya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Sumatera dan khususnya di Jawa, para pedagang Muslim beserta muballigh lebih berkesempatan mendapatkan keuntungan dagang dan politik.  Dia juga menyimpulan adanya hubungan saling menguntungkan antara para pedagang Muslim dan para penguasa lokal.

Pihak yang satu memberikan bantuan dan dukungan materiil, dan pihak kedua memberikan kebebasan dan perlindungan kepada pihak pertama. Menurutnya, dengan adanya konflik antara keluarga bangsawan dengan penguasa Majapahit serta ambisi sebagian dari mereka untuk berkuasa, maka islamisasi merupakan alat politik yang ampuh untuk merebut pengaruh hingga menghimpun kekuataan.

Menurut catatan M. Yunus Jamil, bahwa pejabat-pejabat Kerajaan Islam Samudera Pasai terdiri dari orang-orang alim dan bijaksana. Adapun nama-nama dan jabatan-jabatan mereka adalah sebagai berikut:

1. Seri Kaya Saiyid Ghiyasyuddin, sebagai Perdana Menteri.2. Saiyid Ali bin Ali Al Makaarani, sebagai Syaikhul Islam.3. Bawa Kayu Ali Hisamuddin Al Malabari, sebagai Menteri Luar Negeri.
Dari catatan-catatan, nama-nama dan lembaga-lembaga seperti tersebut di atas, Prof. A. Hasjmy berkesimpulan bahwa, sistem pemerintahan dalam Kerajaan Islam Samudera Pasai sudah teratur baik, dan berpola sama dengan sistem pemerintahan Daulah Abbasiyah di bawah Sultan Jalaluddin Daulah (416-435 H).

Nama Samudera dan Pasai sudah populer disebut-sebut baik oleh sumber-sumber Cina, Arab dan Barat maupun oleh sumber-sumber dalam negeri seperti Negara Kertagama (karya Mpu Prapanca, 1365) pada abad ke 13 dan ke-14 Masehi. Dan tentang asal usul nama kerajaan ini ada berbagai pendapat.

Menurut J.L. Moens, kata Pasai berasal dari istilah Parsi yang diucapkan menurut logat setempat sebagai Pa’Se. Dengan catatan bahwa sudah semenjak abad ke VII M, saudagar-saudagar bangsa Arab dan Parsi sudah datang berdagang dan berkediaman di daerah yang kemudian terkenal sebagai Kerajaan Islam Samudera Pasai .

Mohammad Said, salah seorang wartawan dan cendikiawan Indonesia pengarang buku ACEH SEPANJANG ABAD yang berkecimpung dengan penelitiannya tentang kerajaan ini dan kerajaan Aceh, dalam prasarannya yang berjudul “Mentjari Kepastian Tentang Daerah Mula dan Cara Masuknya Agama Islam ke Indonesia", berkesimpulan bahwa istilah PO SE yang populer digunakan pada pertengahan abad ke VIII M seperti terdapat dalam laporan-laporan Cina, adalah identik atau mirip sekali dengan Pase atau Pasai.

Pendapat ini adalah sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh Prof. Gabriel Ferrand dalam karyanya (L’Empire, 1922, hal.52-162), dan pendapat Prof. Paul Wheatley dalam (The Golden Khersonese, 1961, hal.216), yang didasarkan pada keterangan para musafir Arab tentang Asia Tenggara. Kedua sarjana ini menyebutkan bahwa sudah sejak abad ke-7 Masehi, pelabuhan-pelabuhan yang terkenal di Asia Tenggara pada masa itu, telah ramai dikunjungi oleh para pedagang dan musafir-musafir Arab. Bahkan pada setiap kota-kota dagang itu telah terdapat fondachi-fondachi atau permukiman-permukiman dari pedagang-pedagang yang beragama Islam. (*/Azzans)

Referensi:

Tuesday, December 17, 2013

Wilayah Emas kerajaan Nabi Sulaiman.



 Pada tahun 1995, seorang bekas Professor kimia dari Montana State University iaitu Dr Ralp A. Oslen,Ph.D telah menulis sebuah buku hasil dari kajian spesifik beliau bertajuk : The Malay Peninsular as the Setting for the Book Of Mormon , sebuah buku setebal 295 mukasurat itu menyanggah dakwaan Meso Hypothesis tetapi membuktikan kepada dunia dan zionis-Kristian bahawa apa yang mereka dakwa Land Of Promise dalam kitab Mormon itu adalah Meso America adalah palsu dan ciptaan mereka untuk mengaburi mata manusia lain di atas muka bumi ini!

Dalam bukunya yang penuh dengan kontroversi itu,beliau telah menyokong sepenuhnya teori atau The Malay Hyphotesis ( Mala Hypothesis) setelah membuat kajian terperinci dari segala aspek termasuk mengkaji semula apa yang tertulis dalam kitab Bible dan Old Testament.

Selepas itu beliau membuat kesimpulan dan mempunyai kepercayaan yang penuh bahawa Land Of Promise itu adalah Semenanjung tanah melayu atau Semenanjung Emas ! Bukti-bukti yang dikemukan oleh beliau amat memukau pemikiran saya.Perincian dan penerangan yang khusus tentang lokasi lokasi terpilih dalam Kitab Mormon itu diterangkan secara logik,berfakta dan cukup bijak.

Dimanakah Lokasi Sebenar Land Of Promise Itu???

.........Mereka sendiripun tidak tahu dan belum pasti di manakah lokasi Land of Promise yang sebenar seperti yang disebutkan dalam kitab Mormon itu yang ditulis oleh Joseph Smith.Pelbagai usaha dan kajian saintifik telah dibuat oleh yahudi zionis atau oleh golongan Kristian untuk menyatakan kepada dunia bahawa Land Of Promise itu di Mesoamerica. Maka terciptalah satu hypothesi

Ophir dikatakan sebagai wilayah emas krn memberikan armada Sulaiman emas, perak.

Lokasi Ophir telah dicari dan kitab Bible sendiri tidak menyatakan dimana kedudukan geografi Ophir ini , sebab itu byk keluar teori yang macam2 dimana lokasi sebenar Ophir nie.

Rahsia disebalik nama Keturah (wangi-wangian)



 

 Perkataan 'Mala' adalah kata yang diambil dari satu manuskrip kuno (scriptures) yang menceritakan kehidupan,perjuangan untuk hidup dan peperangan yang terjadi di Nusantara beribu tahun dahulu.'Mala' sebenarnya bermaksud 'bunga' atau 'haruman'.'Mala' adalah asas bagi nama bunga Melati dan Melur;dua bunga yang menjadi lambang yang bertahap 'cult' dalam mistik dan kesusasteraan Melayu.Nama gadis-gadis Melayu purba kerapkali diberi nama Melati atau Melur,menunjukkan nama dua bunga ini adalah nama yang tertua dan terkenal sekali di kalangan bangsa Mala.Perkataan Mala adalah nama asli bangsa ini,ketika di sebelah Parsi-Sumeria,bangsa ini digelar Mala-Ur atau negeri Mala/kaum Mala,tidak hairanlah sarjana Tamil atau Sanskrit Purba menamakan bangsa ini sebagai Malai-Ur atau Malayur,ini kerana sudah tentu mereka mengambil nama ini dari manuskrip Sanskrit dan Avesta kerana bangsa Aryanlah yang membawa budaya Vedic dan warisan ilmu pengetahuan dan kesusasteraan ke Benua Kecil India.Perhatikan kata Mala-Ur ini berubah menjadi Melur di lidah orang Melayu.Para sarjana China Purba pula menamakan bangsa ini Mo-Lo-Yue dan kata ini berasal dari kata Ma-La-Yu.'Mala-Yu' adalah nama yang diberi oleh raja-raja Babylon dan Assyria kerana -Yu adalah suffix dalam bahasa kuno Avesta yang merujuk kepada budaya,pemikiran seterusnya kaum itu sendiri.Gadis yang bernama Mala,Melur atau Melati adalah lambang gadis suci yang penuh sopan-santun dan adat Melayu ketimuran.

Dari sukukata 'Mala',bangsa purba memberikan pelbagai panggilan dengan penambahan suffix yang berbeza.

Bunga,haruman dan wangi-wangian adalah salah satu kod rahsia bangsa misteri.Jika kita ingin mengenali bangsa ini,kita perlu tahu apakah signifikannya perlambangan bunga dan wangi-wangian kepada bangsa Melayu.Bangsa misteri ini telah sekian lama menghasilkan wangi-wangian untuk tujuan perubatan,mistik atau mengawet sesuatu.Bangsa misteri selain menggunakan bunga-bungaan,sering juga menggunakan rempah-rempah untuk mewangikan ruangan rumah atau balai.Mengapa kerajaan-kerajaan Eropah berlumba-lumba mahu menguasai Selat Melaka?Antara faktor terbesar ialah untuk menguasai perdagangan rempah.Rempah-ratus adalah bahan yang penting untuk memanaskan tubuh,sebagai ubat-ubatan dan resepi masakan.Dan perdagangan rempah sebenarnya telah dikuasai oleh pelabuhan-pelabuhan Melayu.Mengapa?Pada zaman dahulu ketika para pedagang Eropah mendapat bekalan rempah dari pedagang India dan Arab,mereka tertanya-tanya dari manakah para pedagang Arab dan India ini memperolehi bekalan rempah ini dalam jumlah yang banyak.Ini membuatkan mereka berusaha untuk mengetahui sumber segala rempah ratus ini dan berharap dapat menguasai tempat di mana rempah-rempah ini didapati.

   Rempah adalah satu bahan yang penting dalam kehidupan mistik di dalam istana Firaun dan rahib-rahib Judea Kuno.Para ahli sihir Firaun adakalanya menaburkan rempah-rempah di dalam persembahan sihir mereka kerana bau rempah-rempah yang harum dan beraroma ini menimbulkan sensasi dan mengkhayalkan;membantu mereka dalam kerja-kerja sihir mereka.Para rahib Judea (Kerajaan Yahudi Kuno,selain kerajaan Samaria) kerapkali membakar kemenyan;salah satu campuran rempah dalam bentuk getah pepejal untuk melengkapkan ritual mereka.Pokok Kemenyan (Styrax benzoin Dryand) adalah pokok yang biasanya ditemui di Kepulauan Melayu.Sebab itu para Firaun secara rahsia mengimport rempah-ratus dan kemenyan dari Kepulauan Melayu.Di Kuil Hatshepshut,ada terukir kisah-kisah pelayaran delegasi Firaun ke Nusantara,dan terdapat ukiran pohon-pohon besar yang amat rendang seperti yang terdapat pada pokok Jati,Keruing atau Merapoh.Pohon-pohon besar ini juga ada yang dibawa ke Mesir untuk di tanam di sana.Kemenyan dan rempah sememangnya diketahui hanya didapati dari Nusantara.

Bangsa Mala yang tinggal di kepulauan sudah semestinya berasal dari Tanah Besar juga,tetapi terdapat tiga kemungkinan,

1.Sama ada mereka berasal Tanah Kanaan,menuju ke Himalaya,merentasi Sungai Mekong hingga ke Yunnan seterusnya menurun ke Benua Siam (Indochina) dan belayar ke Kepulauan Melayu.Rujuk Teori Ibrahim-Keturah

2.Atau dari Tanah Kanaan,mereka menuju ke arah laut dan belayar hingga ke kepulauan Melayu.Rujuk Teori Pelayaran Raja Mus.

3.Mereka sememangnya tinggal di daratan Tanah Besar tetapi perubahan geografi menyebabkan Tanah Besar terpisah-pisah menyebabkan terjadinya pulau-pulau.Rujuk Teori Lemuria dan pencairan ais ketika berakhirnya Zaman Ais serta Teori Hanyutan Benua.

  Sebab itu apabila apabila seorang gadis dari Nusantara telah disunting oleh seorang lelaki terhormat dari Tanah Kanaan,sumber-sumber Judeo-Sumeria menggelarkan gadis itu Keturah,atau 'kemenyan/wangi-wangian' dalam bahasa Ibrani menunjukkan nama sebenar gadis itu kemungkinan adalah 'Melur','Melati' atau 'Damar Wangi' dalam sebutan Nusantara.

Sunday, December 15, 2013

AL HIND adalah Nusantara ??




Dari Ali ra. Telah berkata: “Bumi yang paling wangi adalah tanah AL HIND, di sanalah Nabi Adam as. Diturunkan dan pohonnya tercipta dari wangi surga”. (Kanzul Ummal).

Dari Ali Ra. berkata bahwa dua lembah yang paling baik dikalangan manusia adalah lembah yang ada di MEKKAH dan lembah yang ada di AL HIND, dimana Nabi Adam as. diturunkan. Di dalam lembah itu ada satu bau yang wangi, yang darinya bisa membuat kamu jadi wangi.

 
Dari Abu Hurairah ra. berkata bahwa Nabi saw. telah menjanjikan kepada kami tentang perang yang akan terjadi di AL HIND. Jika saya menemui peperangan itu maka saya akan korbankan diri dan harta saya. Apabila saya terbunuh, maka saya akan menjadi salah satu syuhada yang paling baik dan jika saya kembali (dengan selamat) maka saya (Abu HUrairah ra.) adalah orang yang terbebas (dari neraka). (H.R. An Nasai)

fakta-Nusantara yg meliputi Malaysia & Indonesia pernah dijajah dengan jalan peperangan bukan?? 

Dari Ibnu Abbas r.anhum. telah meriwayatkan Ali Bin Abi Thalib ra. Telah berkata: “Di bumi tanah yang paling wangi adalah tanah AL HIND (kerana) Nabi Adam as. telah diturunkan di AL HIND, maka pohon – pohon dari AL HIND telah melekat wangi-wangian dari surga.” (H.R.Hakim)

 

 Baca disini

cuba anda kaji dimanakah terdapatnya wangian ini?? Adakah Nabi Adam diturunkan di gugusan kepulauan bangsa Malai ini??

Thursday, December 12, 2013

Sejarah Pulau Besar Melaka


Pulau Besar dikenali sebagai pulau keramat, pulau misteri merupakan pulau yang yang terletak di negeri Melaka, Semenanjung Malaysia. Pulau Besar terletak di Selat Melaka, kira-kira 3 batu nautika dari Bandar Hilir, Melaka. Sejarah bermula penyebaran Islam bertapak di pulau ini dibawa oleh Sultanul Aarifeen Syeik Sayyid Ismail bersama gurunya Syeikh Yusuf Siddiq. Beliau mempunyai ilmu yang tinggi dalam Islam.

Menurut riwayat sewaktu beliau ke Madinah menziarah makam Nabi, beliau telah didatangi satu suara yang menyuruh beliau mengembangkan ilmu Islam di kepulauan Jawa. Sebagai seorang yang taat kepada agama beliau menunaikannya dan beliau telah mengembara dan akhirnya tiba di Pulau Besar bersama-sama dengan 16 orang ahli dalam kumpulannya. Di antara orang yang penting dalam kumpulan itu ialah gurunya Yusuf Siddiq dan saudaranya As Sayyid Ibrahim.


Sekarang makam Sultanul Aarifeen terus dikunjungi orang ramai. Selain dari niat untuk ziarah mereka juga datang dengan pelbagai hajat. Melalui keberkatan Sultanul Aarifeen mereka bertawasul untuk memakbulkan hajat dari Allah s.w.t..

Sejarah Perkembangan Islam

Sejarah perkembangan Islam di kepulauan Jawa dan Tanah Melayu yang dibawa oleh Sultanul Aarifeen telah tercatat di dalam kitab yang ditulis oleh Tan Sri Lanang seperti Hikayat Tamindari, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Malim Deman, dan lain-lain lagi.

Di kepulauan Jawa pula kisah-kisah Wali Songo yang terkenal itu sering diceritakan oleh orang-orang tua kita dan kini ada pula filem melakunkan watak-watak wali songo itu. Wali Songo datang ke Pulau Besar untuk belajar ilmu dengan Sultanul Aarifeen sehingga tamat dan menyebarkan agama Islam ke kepulauan Jawa. Mereka memperolehi keramat ketika hidup mereka berkat ajaran yang dibawa oleh Sultanul Aarifeen.

Sebenarnya Pulau Besar adalah pusat penyebaran agama Islam pada zaman itu dan pusat pelbagai ilmu agama. Di sini orang yang datang mendapat keberkatan untuk dibawa pulang ke tanahair masing-masing.





Perigi di kaki pulau


Perigi ini dipercayai digunakan oleh tentera Jepun untuk memancung kepala orang-orang Cina. Kepala yang telah dipancung akan dilemparkan ke dalam perigi ini. Perigi ini tidak pernah digunakan orang sehingga sekarang.

Di kawasan sekitar perigi ini merupakan kawasan Panglima Hitam. Wajah serta anggota tubuhnya dipercayai berwarna hitam. Di kawasan ini juga merupakan salah satu tempat yang amat keras terutamanya pada waktu senja. Pernah suatu ketika dahulu sepasang kekasih duduk berdua-duaan di kawasan ini dan wanita tersebut diserang histeria.
Sehingga kini, sesiapa sahaja yang bukan muhrim dilarang sama sekali ketika waktu senja duduk berdua-duaan di kawasan ini.

Batu belayar

Sebuah batu yang sederhana besar berbentuk seperti kepala kuda. Batu ini dikatakan pada asalnya terletak di dalam laut. Kemudian ia terapung-apung di dasar laut dan tersangkut di pulau ini.

Dipercayai batu ini juga digunakan oleh 7 beradik untuk mengikat tali kapal mereka sebaik sahaja mereka berlabuh di Pulau Besar ini.
Kini batu ini masih jelas kelihatan sebaik sahaja sampai di pulau ini. Ia terletak berhampiran dengan Jeti Pulau Besar.

Batu Tengkorak

Batu ini terletak di kawasan Pandanusa Golf Club dan berhampiran dengan pantai. Jika dilihat dengan teliti, batu ini seakan-akan menyerupai tengkorak manusia dan terdapat kesan belahan empat segi yang dipercayai telah dibelah oleh orang dahulu kala untuk mendapatkan harta karun di dalamnya. Namun usaha mereka gagal dan mereka menampal semula batu tersebut.

Batu ini juga pernah dirancang untuk diletupkan tetapi usaha itu hanyalah sia-sia sahaja kerana batu itu sedikitpun tidak terbuka.Sehingga kini, sesiapa sahaja yang bukan muhrim dilarang sama sekali ketika waktu senja duduk berdua-duaan di kawasan ini.

Keramat Masin Tawar

Sebuah lopak air yang seakan-akan menyerupai perigi lama yang terletak berhampiran dengan pantai. Apabila air laut surut, airnya akan menjadi tawar. Dipercayai suatu ketika dahulu, perigi ini digunakan untuk mendapatkan harta karun. Keramat ini dijaga oleh seorang puteri bunian yang bernama Puteri Nilam.

Airnya dikatakan mempunyai pelbagai azimat yang tertentu samada untuk dijadikan minuman, mandi atau untuk dibuat pelaris. Dipercayai juga, jika niat tidak baik kita tidak akan merasai air yang tawar meskipun air laut telah surut.

Istana Bunian

Terletak di tengah-tengah perkampungan bunian. Sebuah kawasan tanah tinggi yang tidak dapat ditolak oleh jentera biasa. Kawasan ini ingin dimajukan oleh pihak Marina Resort tetapi sehingga kini projek itu tidak dapat diteruskan.

Menurut sumber dari pihak pengurusan Marina Resort, jentolak yang ingin menolak jentera tersebut telah meletup sewaktu kerja-kerja meruntuhkan tanah tersebut sehingga menyebabkan pemandunya meninggal dunia.

Perkampungan bunian

Sebuah kawasan yang terdapat di Marina Resort dan dipercayai
satu perkampungan orang-orang bunian. Kawasan sebenarnya ingin dimajukan tetapi disebabkan masalah ekonomi dan masalah jerebu yang melanda pada tahun 1997-1999, maka pembinaannya tidak dapat diteruskan.kawasan tersebut juga terdapat telaga dan tasik bunian. Telaga tersebut juga dipercayai merupakan telaga pertama di pulau hasil munajat Sultanul Aarifeen bagi mendapatkan bekalan air tawar sehingga kini malah air tersebut juga apabila di minum amat menyegarkan.

Menurut cerita, sebenarnya terdapat sejumlah 146 buah kampung orang bunian di kawasan Pulau Besar ini tetapi kawasan ketara yang boleh dilihat hanyalah di kawasan Marina Resort ini sahaja.

Perigi Bunian


























Pokok disula


Pokok ini terletak di kelab golf. Menurut apa yang telah diceritakan, dahulu terdapat sepasang kekasih sedang bercengkarama di bawah pokok ini. Maka di atas keterlanjuran mereka itu, mereka telah ditangkap dan di sula di bawah pokok tersebut.
Jika diamati dengan teliti, kita akan dapati tangan kiri lelaki tersebut sedang memeluk pasangannya di bawah pokok tersebut.

Tasik biawak

Sebuah tasik biasa buatan manusia yang terletak di padang golf. Tasik ini dipenuhi dengan biawak-biawak yang luar biasa besarnya. Biawak-biawak ini singgah di tasik tersebut untuk memakan ikan-ikan yang ada di dalamnya.
Di dalam tasik biawak ini juga terdapatnya batu yang berbentuk tengkorak manusia.

Batu Belah

Sebuah batu besar setinggi 3 meter dan mempunyai rekahan di tengah-tengahnya selebar lebih kurang 35 cm dengan kedalaman sejauh 1.5 meter adalah hasil belahan Panglima Lidah Hitam.
Ratusan tahun dahulu, sekumpulan pendekar dan pahlawan menunjukkan kehebatan ilmu masing-masing. Ada yang membelah dan menebang pokok besar dengan sekali cantas dan ada yang membelah bukit dengan sekali imbas dan bermacam-macam lagi. Sehingga pada suatu waktu seorang panglima yang dikenali sebagai Panglima Lidah Hitam merasa tercabar dengan kekuatan kawan-kawannya itu. Beliau menghampiri batu besar tersebut dan menjelirkan lidahnya yang hitam itu lalu membelah batu tersebut.

Masyarakat kini datang ke tempat tersebut dengan membawa pelbagai hajat. Mereka akan masuk ke dalam batu tersebut dengan melalui bahu sebelah kiri dan berjalan secara mengiring kemudian apabila sampai di penghujung rekahan capailah dengan tangan kanan.


Gua Yunus


Nama Gua Yunus diambil sempena nama orang yang pertama menjumpai dan menjadikan gua ini sebagai tempat pertapaan. Sehingga sekarang gua ini masih lagi digunakan orang sebagai salah satu tempat untuk bertapa. Untuk masuk ke dalam gua ini, ahli pertapaan terpaksa menyelam ke dalam air kerana kedudukan pintu gua ini sebenarnya terletak di dalam air. Dipercayai batu dinding gua ini semuanya berwarna putih.

Pemandangan di Gua Yunus




Keramat Ular

Dipercayai keramat seorang wali Allah yang menjelma sebagai seekor ular sawa. Barang siapa yang bernasib baik, dipercayai akan berjumpa dengan wali Allah tersebut yang membawa guni berisi arang. Apabila sampai di rumah, arang itu akan bertukar menjadi barang yang berharga.
Di sekeliling kawasan keramat ular terdapat pokok pandan yang boleh digunakan untuk membuat tikar.

Makam Nisan Satu

Makam ini terletak berhampiran dengan Batu Tengkorak. Keanehannya, makam ini hanya terdapat satu batu nesan sahaja. Ia dipercayai makam seorang pemuda yang berumur dalam lingkungan umur 18-19 tahun yang sangat kacak dan tampan. Namanya tidak dapat dikenalpasti.

Perigi Nenek Musallimah(Perigi Hajat)

Dipercayai seorang nenek yang tertua yang terdapat di Pulau Besar. Beliau juga merupakan seorang dukun dan bidan. Air perigi ini mempunyai azimat yang tertentu seperti untuk menyihatkan tubuh badan, pelaris dan boleh juga digunakan sebagai mandi bunga.

Perigi ini terletak di dalam kawasan Pusat Latihan IMM dan bersebelahan dengan Hotel Chandekura, Pulau Besar, Melaka.

Wali perempuan ini sebenarnya bernama Syarifah Habsah, makam beliau terletak di pulau besar, berdekatan pintu masuk halaman menuju ke surau dan makam Sultanul Aarifeen. Syarifah Habsah adalah puteri iaitu anak perempuan Sultanul Aarifeen As Sayyid Ismail. Beliau sebenarnya mempunyai 3 orang anak, iaitu seorang anak lelaki dan dua orang anak perempuan. Saudari kandung Syarifah Habsah ialah Syarifah Rodziah, dan makam Syarifah Rodziah terletak di Pekan Melaka.

Batu Lesung

Batu Lesung atau Batu Putih ini merupakan satu batu yang berbentuk seakan-akan lesung. Untuk sampai ke Batu Lesung, orang ramai terpaksa melalui kawasan batu karang ketika air laut surut

Manakala ketika air laut pasang, orang ramai terpaksa meredah air laut untuk sampai ke Batu Lesung ini. Ia terletak di tengah-tengah laut. Dikatakan bahawa pokok yang terdapat di tengah-tengah batu lesung tetap sama saiznya walau pun telah bertahun-tahun lamanya.

Makam 7 beradik

Makam Tujuh beradik yang dimaksudkan ialah tujuh orang bersaudara seperguruan. Mereka ini berasal dari Palembang. Mereka telah datang ke Pulau Besar dengan satu tujuan untuk mengembangkan ilmu persilatan. Setelah diteliti melalui firasat bahawa Pulau Besar ini sesuai untuk dijadikan penempatan dan mengembangkan ilmu persilatan maka mereka membuat keputusan memecahkan dinding kapal mereka untuk dibuat dinding rumah.

























Mereka mempunyai ramai pengikut dari seluruh nusantara. Tujuh bersaudara ini mempunyai ilmu yang sangat tinggi iaitu ilmu dunia dan akhirat. Sepanjang hidup mereka, ramai orang datang untuk mendapatkan pertolongan darinya dan apa yang berlaku adalah dengan keizinan daripada Allah swt.


Makam Seribu














--------------------------------------------------------------------------- ------------------------------

Wakaf Zakat Bonda dan Wakaf 786 adalah dua tempat bagi sesiapa yang ingin membayar nazar atau berakikah atau sebagainya. Pengunjung yang datang akan diberi makan percuma di atas niat pembiayaan nazar, akikah dan sebagainya.

Terdapat Maahad Tahfiz anak-anak yatim Bani Jawi yang baru ditubuhkan dan pembiayaan untuk mereka boleh disalurkan oleh sesiapa yang ingin mendapat keuntungan di akhirat kelak.

Tuesday, December 10, 2013

Senjata Melayu Yang Digelapkan Dalam Sejarah





Beribu-ribu tahun dahulu...di Lembah Bujang,terdapat satu peradaban yang makmur.Kota-kota yang besar dan istana-istana yang mengagumkan.Di satu kawasan,terdapat kilang-kilang membuat peralatan logam;kilang melebur besi.


Perhatikan catatan pengembara dari Bukhara,Abu Dulaf yang melawat Kedah Tua pada 940 Masehi:

"...saya dapati tempatnya amat indah dengan tembok-tembok kota, taman-taman bunga dan aliran mata air dari bumi. Saya melihat lombong bijih timah yang tidak ada tolok bandingnya di dunia ini. Di kota ini ada tukang-tukang membuat pedang ‘Qala’i’ iaitu sejenis Pedang Hindi yang tulen. Penduduknya mempunyai Mahkamah Keadilan, penjara serta hukuman denda..."


Zaman berganti zaman.Tahun berganti tahun.Peperangan demi peperangan.Hasad dengki,khianat,kekejaman dan penipuan menghiasi tabir. Jatuh dan bangun. Bina kembali peradaban.Berperang lagi... hancur semuanya....bangkit kembali membina empayar... perang saudara... kedatangan bangsa Eropah yang tamak....dijajah...dijajah...dijarah...Bangkit kembali...tentang penjajah...akhirnya merdeka.Kemudian bina negara...bina peradaban kembali.Perlahan-lahan.

Anak-anak Melayu pun membuka buku sejarah.Apa yang dilihat mereka?Hulubalang Melayu memegang tombak.Panglima Melayu menghunus keris.Selak lagi..apa dilihat lagi?Gambar lukisan raja Melayu di atas gajah,dengan askar-askar Melayu menentang penjajah Portugis menggunakan tombak dan keris.Bertembokkan pancang-pancang kayu dan batang pisang.Gambar askar Melayu mati ditembak istinggar musuh.Gambar rumah beratap rumbia musnah dibedil meriam.Selak lagi....gambar gabenor British bercekak pinggang dengan orang-orang Melayu berpakaian selekeh di satu sudut.

Selak lagi...selak lagi...gambar orang-orang Melayu pasca-penjajahan yang berimejkan selekeh,miskin dan nampak kurang berpendidikan.Membosankan.

Dalam artikel saya akan mendedahkan realiti sebenar peperangan yang disertai orang-orang di Semenanjung mahupun di pulau-pulau Nusantara (Indonesia).Saya akan mendedahkan betapa antara orang-orang Melayu pada masa dahulu pandai mencipta meriam dan menggunakan senjata api..Ini sekaligus menafikan anggapan popular ketika penjajahan dahulu "hendak buat sebatang jarum pun tak mampu"

Benarkah begitu?







'Musketeers' dan 'Gunners' Melayu





Pada tahun 80-an,satu filem telah diterbitkan berlatar belakangkan zaman dahulu,mungkin sekitar abad ke 17.Keistimewaan filem ini ialah,ia memaparkan orang-orang Melayu dahulukala berperang menggunakan meriam-meriam kecil,dalam istilah Melayunya 'Lela Rentaka'.

Meriam-meriam ini boleh dikendong menggunakan tenaga dua orang,di bawa ke sana sini.Terdapat satu adegan di mana tentera-tentera bergegas membawa meriam-meriam ini ke medan perang melintasi sawah-sawah padi.Ada adegan tentera yang tumpas terkena bedilan.Aksi letupan yang begitu 'real' dan suasana selepas perang di mana mayat-mayat bergelimpangan di sawah padi dihurung lalat dengan darah bersemburan di sana sini.Filem ini begitu istimewa berbanding filem-filem tipikal lain yang juga berlatarbelakangkan sejarah namun imej peperangan yang membosankan dan kurang tepat;asyik-asyik berperang menggunakan keris dan lembing.Penggunaan meriam yang meluas di dalam filem ini amat menarik serta unik dan menimbulkan pelbagai misteri.

Apakah peranan meriam di dalam budaya orang-orang Melayu dahulukala?Mengapa apabila saya membaca catatan-catatan para conquistador,pengembara Eropah,pedagang dan duta-duta asing,menyebutkan saiz kapal,penggunaan meriam dan kemewahan orang-orang Melayu sebelum era penjajahan?Mengapa apabila membaca buku-buku sejarah di sini,nadanya berlainan?Mengapa catatan pengembara Perancis berlainan sekali dengan catatan Stamford Raffles dan Leyden?Mengapa pandangan para cendekiawan Portugis seperti Eredia dan Pires berlainan dengan pandangan para gabenor dan imperialis Inggeris?

Apa yang ingin mereka sembunyikan dari kita??

Apabila orang Thai mengeluarkan filem-filem menceritakan sejarah Patani,mereka menggambarkan orang-orang Melayu Patani biasa menggunakan pistol dan senapang,apatah lagi meriam.Ini tidak kalah dengan filem-filem mereka yang menceritakan peperangan menentang tentera Burma.Mereka betul dari segi sejarah.

Mengapa saya kata begitu?Kerana apabila teknologi meriam semakin maju pada abad ke-14,seluruh dunia berlumba-lumba mendapatkan teknologi ini.Kerajaan-kerajaan Eropah,wilayah-wilayah bekas Empayar Abbasiah dan Turki uthmaniyyah,Emperium China dan kerajaan Ayutthia berusaha tidak ketinggalan dalam soal mengambil tahu atau memiliki meriam malah merekrut rakyat mereka mempelajari cara membuat meriam.

Jadi ADAKAH SULTAN-SULTAN MELAKA YANG MEMILIKI PELABUHAN PALING KAYA DI TIMUR MENJADI PEKAK,TULI,BUTA DAN BISU DENGAN PERKEMBANGAN INI?

Padahal raja-raja Melayu Brunei dan Sulu ketika itu sudah biasa bermain dengan pistol dan menjadi pengeluar meriam kecil terbaik dunia?Sebab itu Sepanyol gerun dan tidak mampu mencabut 'kemelayuan' mereka.

Adakah para pedagang yang tiba di pelabuhan Melaka semuanya berpakat untuk menyorokkan berita-berita tentang meriam,istinggar (musket) dan ubat bedil?Adalah amat tidak logik jika Sultan Melaka yang pernah menakluk sebahagian Sumatera dan tanah semenanjung malah mengalahkan tentera Siam menggunakan keris dan lembing sahaja.Tiada satu pun kerajaan yang boleh mengalahkan Melaka ketika itu KECUALI GABUNGAN TENTERA PORTUGIS,KERAJAAN-KERAJAAN KECIL DI SUMATERA DAN JAWA,ASKAR-ASKAR UPAHAN DARI GOA,JAWA DAN SIAM DITAMBAH DENGAN PEMBELOT DAN PENGKHIANAT DALAMAN DARI PARA PEDAGANG ASING DAN ORANG-ORANG MELAYU SENDIRI.

Hanya filem-filem dan drama pendekar di Malaysia sahaja menggambarkan pendekar Melayu berperang menggunakan keris dan lembing selepas bergaduh di warung berdinding buluh dan beratapkan rumbia.Sungguh memalukan.

Apabila orang luar membuat filem tentang Melayu,mereka menggambarkan pendekar Melayu menggunakan pistol,meriam dan senapang.Malah pendekar Melayu memakai baju kulit dan sesetengahnya memakai baju zirah;baju besi untuk mengelakkan serpihan peluru meriam melukai daging kulit.Dari mana mereka mengorek rahsia ini?Dari catatan-catatan sejarah mereka yang diluar kawalan Raffles,Winsted,Swettenham dan Leyden.

Malah semua senjata ini,yang diwar-warkan asing bagi bangsa Melayu,mempunyai istilah Melayunya sendiri:

*Cannon=Meriam,Lela
*Portable Cannon/swivel gun=Lela Rentaka
*Flintlock Musket=Istinggar
*Blunderbuss=Pemuras
*Pistol=Terakol

Mari kita lihat antara senjata-senjata 'terahsia' Melayu ini:




Pemuras


Pemuras adalah antara senjata yang gemar digunakan oleh orang-orang Melayu dahulukala.Dalam Perang Naning,catatan askar Inggeris menyatakan orang-orang Melayu amat pandai menggunakan Pemuras ini sehingga Inggeris terpaksa menghantar beberapa kali pasukan tenteranya menentang Dol Said dan Perang Naning juga berlaku dalam beberapa siri.Orang-orang Melayu Borneo khususnya orang Brunei dan Sulu adalah mereka yang selalu menggunakan Pemuras.Pemuras atau dalam bahasa Inggeris,blunderbuss adalah sejenis alat bedil muat hadapan dengan laras berkaliber pendek,besar,yang mempunyai muncung peledak hadapan yang berbentuk kembang (funnel-shaped muzzle ).Pemuras ini menggunakan peluru timah hitam (lead)

Ia digunakan untuk menembak dalam jarak dekat dan selalu digunakan oleh pasukan berkuda (Dragoons).Perkataan Dragoon ini berasal dari penggunaan Pemuras yang telah dimajukan bentuknya,menjadi lebih kecil,seperti pistol.




Orang-orang Melayu memanggilnya sebagai Terakol atau Tarkul.Dragoon atau Terakol inilah asal-usul pistol pada hari ini.Pemuras juga adalah senapang atau bedil yang pertama sekali dicipta untuk tujuan pertahanan. Dalam masyarakat Melayu, senjata Pemuras dan Tarkul adalah agak popular berbanding di dunia barat.Penggunaan Pemuras adalah lebih kerap digambarkan di dalam peristiwa perang Melayu berbanding istinggar atau Flintlock Musket.Mengapa?

Ini kerana pada masa dahulu orang Melayu adalah pelaut dan pengembara yang gigih.Penggunaan blunderbuss ini adalah amat popular dikalangan pelaut,lanun dan pedagang.Ini kerana ia sesuai untu pertempuran secara pantas dan berdepan kerana ia mampu mencederakan beberapa orang musuh dengan hanya satu tembakan dari jarak dekat.

Pemuras biasanya amat pendek, dengan laras kurang dari 60 cm (dua kaki), pada ketika laras senapang lantak biasanya melebihi 90 cm (tiga kaki) panjang.Satu sumber menggambarkan senjata dari awal hingga pertengahan abad ke-17, menyenaraikan panjang laras Terakul kancing roda (wheel lock) sekitar 28 cm (sebelas inci), berbanding 41 cm (enam belas inci) panjang bagi Pemuras.


*Betapa segaknya panglima Melayu menyandang Pemuras berkilat seperti ini.


Dalam budaya masyarakat Melayu,Kesultanan Brunei adalah diantara salah sebuah Kerajaan Melayu yang menggunakan Pemuras sebagai salah sebuah alat kebesaran kerajaan atau regalia.Ia menjadi lambang kebesaran Brunei dengan panggilannya yang tersohor 'Pemuras dan Karga'.Karga ialah bekas menyimpan peluru pemuras yang dibuat cantik dan berseni.

Pemuras sering dihiasi dengan ukiran yang amat halus dan cantik. Ada juga Pemuras yang dibuat daripada logam berharga seperti Emas dan Perak serta ditatahkan dengan intan permata. Di dunia barat penggunaan Pemuras adalah lebih kerap digunakan oleh pasukan berkuda kerana ia mudah digunakan terutama ketika mengisi peluru.

Jika Soviet meletakkan lambang Avtomat Kalashnikova (AK-47) di duit syililing mereka,Mozambique meletakkannya di bendera mereka,bayangkan,kerajaan Melayu seperti Brunei ini meletakkan blunderbuss atau Pemuras ini sebagai lambang kerajaan.





Terakol







Terakol atau Tarkul adalah antara senjata popular dikalangan pelaut,pedagang dan lanun-lanun Melayu.Tarkul pada awalnya menggunakan teknologi 'wheel lock' (kancing roda) di mana kemajuan teknologi ini membolehkan ia membakar serbuk bedil secara automatik tanpa memerlukan 'fius'.Terakol berbentuk seperti pistol dan ia adalah perubahan bentuk dari Pemuras yang dikecilkan.Terakol digunakan di dalam peperangan Rajah,Datu dan Sultan-sultan di Filipina melawan Sepanyol,juga askar Brunei menentang Rajah Brooke.

Terakol juga digunakan di Patani dan Melaka.Dalam Perang Naning juga senjata ini digunakan.Sekitar tahun 1530,Terakol telah menjadi maju dengan penggunaan teknologi flintlock (kancing batu api) dan sejak itu ia lebih dikenali sebagai pistol di Barat.

*Dalam filem Pirates of Caribbean,Jack Sparrow menggunakan Terakol jenis kancing batu api (flintlock)


Ketua Lanun,Laksamana dan Syahbandar Melayu sering bergaya menyelitkan Terakol ini di pinggang bersama-sama keris mereka.





Istinggar




Istinggar (Bahasa Inggeris:musket) pada awalnya ialah sejenis senjata api jenis berat dengan penggunaan fius atau wheel lock.Kemudian ia menjadi sejenis senapang yang menggunakan teknologi flintlock (kancing batu api).Penggunaan flintlock ini meningkatkan kadar tembakan dan mengurangkan kos pembuatan senjata api.Mula diperkenalkan pada 1630 sebagai flintlock musket,istinggar dengan pantas menggantikan teknologi picu senjata api lebih awal,seperti mekanisme kancing sumbu (matchlock) dan kancing roda (wheel lock).

Istinggar juga kerap disebut di dalam hikayat-hikayat lama seperti Sulalatus Salatin (Sejarah Melayu) dan juga Hikayat Megat Terawis. Dalam Hikayat Megat Terawis, dikatakan bahawa Megat telah berjaya membunuh seorang hulubalang yang kebal dan hebat bernama Tun Saban.Tun Saban dikatakan sebagai seorang yang tidak lut kepada segala jenis senjata kecuali istinggar yang dibuat khas pelurunya.Istinggar yang digunakan untuk membunuh Tun Saban dikatakan adalah hadiah daripada ulama dari Hadra-maut kepada raja Pagar Ruyung.

Istinggar inilah yang dikumpulkan terlalu banyak di dalam kota Melaka oleh tentera-tentera Portugis.Istinggar juga digunakan oleh tentera Johor-Riau terutama ketika membantu Belanda menyerang Portugis.Istinggar juga digunakan oleh penduduk di Perak ketika menyerang Belanda yang membina loji-loji di Sungai Perak.





Lela Rentaka


Rentaka,adalah sejenis meriam mudah alih,ringan dan kecil dari meriam biasa.Dalam Bahasa Inggeris,ia disebut Lantakas (gabungan Lela dan Rentaka).Rentaka adalah senjata khas orang Melayu,kerana mereka sendiri yang menciptanya,sebab itu orang Inggeris menyebutnya dengan Lantakas.Ini adalah sesuatu yang menarik kerana Rentaka adalah setanding dengan keris dan ia adalah senjata Melayu yang terkenal di dunia Barat.Rentaka inilah yang saya lihat di dalam filem tahun 80-an itu.

Kebiasaannya rentaka dibuat menggunakan tembaga atau besi dan berukuran diantara 50cm hinggalah 2 meter. Bagi yang berukuran lebih daripada 1 meter kebiasaannya ia di panggil Lela dan ada yang dipanggil sebagai ekor Lotong kerana mempunyai pelaras yang panjang dan lentik seperti ekor Lotong. Bangsa penjajah pertama yang merasa penangan rentaka ialah Sepanyol. Mereka menggelarnya sebagai arquebuses, portable cannons or swivel gun yakni meriam mudah alih. Berbanding dengan meriam biasa, rentaka kebiasaanya mempunyai hiasan yang lebih terperinci dan cantik seperti ukiran awan larat,naga,buaya,cicak,ikan lelumba malahan turut diukirkan corak pucuk rebung.

Apa yang unik mengenai senjata ini ialah ianya adalah sebuah meriam mudah alih yang pertama didunia. Rentaka mempunyai mekanisme yang membolehkan ianya dipusing-pusingkan keatas dan kebawah serta boleh dipikul dan dipacakkan di kota, tanah atau belebas kapal dan perahu. Hal ini amat berbeza dengan meriam barat yang sedia di ketahui adalah amat berat dan tidak mudah dialihkan. Ciri mudah alih Rentaka juga menyebabkan bidikannya lebih mudah untuk kena pada sasaran.

Pahlawan Moro adalah diantara pahlawan rumpun Melayu yang dikatakan sebagai pembuat rentaka yang terbaik . Orang Moro telah menggunakan rentaka sebagai senjata api utama ketika diserang oleh Sepanyol dan ketika mereka menyerang kapal-kapal Sepanyol. Tentera Sepanyol dikatakan amat takut dengan senjata tersebut kerana diantara banyak-banyak senjata, rentaka adalah salah satu senjata yang menyebabkan kematian dan kerugian terbesar bagi pihak mereka. Selain daripada orang Moro, Kerajaan Brunei juga dikenali umum di kalangan para pedagang dan penjajah sebagai pengeluar rentaka terbanyak dan terbaik di Alam Melayu. kebanyakan daripada rentaka yang ada di Muzium di seluruh dunia sekarang ini adalah berasal dari Brunei kalau tidak Filipina. Di Semenanjung, Jawa dan Sumatera, penggunaan rentaka adalah kurang terutama setelah kejatuhan Kesultanan Melayu Melaka.

Kehebatan senjata api buatan bangsa Melayu ini menjadi buah mulut dan kekaguman para penjajah barat seperti Portugis, Sepanyol dan Belanda sehinggakan mereka telah meniru teknologi pembuatan rentaka bagi melengkapkan persenjataan mereka. Sehingga abad ke 18 dikatakan penghasilan rentaka di Alam Melayu semakin berkurangan malahan negara yang mengeluarkan rentaka terbaik dan terbanyak adalah negara Belanda.





Meriam/Lela


*Meriam Seri Patani yang diletakkan dihadapan bangunan Kementerian Pertahanan Thailand


Meriam mempunyai sejarah yang panjang,terahsia dan digelapkan dalam sejarah Melayu.Meriam digunakan di tembok-tembok kota Melaka.Meriam digunakan di semasa peperangan melawan penjajah di Selangor.Meriam digunakan di Pasir Salak.Meriam digunakan di Singgora melawan Thai dan Inggeris dan Belanda.Meriam adalah cukup sinonim dengan seni peperangan Melayu.Jika Brunei dan Sulu terkenal mengeluarkan Rentaka (meriam mudah alih) terbaik,maka Patani pula adalah pengeluar meriam paling terbaik di Asia Tenggara suatu ketika dahulu.

Sebelum kemunculan meriam,pada awalnya teknologi artileri atau bedilan ini diperkenalkan oleh orang-orang Cina.Kemudian meriam diperkenalkan oleh Empayar Turki Uthmaniyyah,yang juga merupakan pembuat meriam yang menggerunkan seluruh Eropah ketika itu.Kemudian pedagang Belanda pula memperkenalkannya.

Meriam yang paling terkenal dalam masyarakat Melayu ialah Seri Nagara,Seri Patani dan Mahalela.Dan meriam Seri Nagara dan Seri Patani ini adalah meriam yang terbesar di Asia Tenggara!Menariknya bukan orang lain yang membuat dan memilikinya,tetapi orang Melayu juga!

Meriam-meriam ini adalah milik Kerajaan Patani.Sebagai tindak balas berikutan khabar angin akan serangan Siam ke atas Patani, Raja Kerajaan Melayu Pattani pada waktu itu iaitu Raja Biru (1616-1624) telah menugaskan seorang lelaki Cina-Islam yang bernama Tok Kayan (Lim To Khiam) untuk mengetuai pembinaan meriam-meriam kerajaan. Tiga buah meriam telah dibina iaitu Sri Patani, Sri Nagara dan Mahalela. Sri Patani dan Sri Nagara mempunyai saiz yang sama manakala Mahalela pula lebih kecil iaitu hanya sepanjang 5 hasta 1 jengkal. Meriam-meriam ini telah berjaya menyekat empat kali serangan Siam ke atas Patani iaitu pada tahun 1603, 1632, 1634 dan 1638.

Selepas kejatuhan Ayutthaya pada 1767, kerajaan Patani di bawah pemerintahan Sultan Muhammad (1776-1786) telah cuba untuk membebaskan diri daripada ancaman Thai (yang telah mengalahkan kerajaan Ayutthaya). Bagaimanapun, pada 1785 pasukan tentera Thai di bawah kepimpinanan Panglima Phraya Kalahum telah berjaya menewaskan Patani. Dua buah meriam besar iaitu Sri Patani dan Sri Nagara telah diambil sebagai rampasan perang, bagaimanapun Sri Nagara telah jatuh ke dalam laut di Kuala Patani semasa hendak dipindahkan ke dalam kapal. Meriam Mahalela pula telah hilang tanpa dapat dikesan.

Pada 1787, Raja Rama I telah mengarahkan pembinaan meriam yang sama saiz dengan Sri Patani yang dinamakan sebagai Narai Sanghan untuk diletakkan bergandingan dengan Seri Patani yang telah di tawan. Jika anda melihat kepada gambar meriam seri Patani di atas, bolehkah anda bayangkan kekuatan meriam tersebut ketika ia membedil kapal-kapal perang Thai. Menurut Hikayat Patani tiga buah meriam kerajaan Pattani ini telah berjaya mengaramkan banyak kapal Thai ketika Kerajaan Thai menyerang Pattani.Anda boleh membayangkan suasana meriam-meriam ini digunakan dan peperangan tersebut dengan menonton filem Queen of Langkasuka.




Meriam-meriam Melayu boleh dilihat juga di Kota Melawati dan Pasir Salak pada hari ini.

Setelah mengetahui fakta sejarah yang digelapkan dari pengetahuan kita ini,adakah kita masih berfikir nenek moyang kita berperang menggunakan sumpit,lembing dan keris?JIka nenek moyang kita berperang dengan senjata-senjata itu sahaja,alamat kita sekarang bukanlah duduk di Malaysia,tetapi di sebuah negeri Inggeris lain,seperti Australia.SEbab orang-orang Melayu mempunyai senjata-senjata beginilah mereka mampu mempertahankan takhta raja-raja mereka dan sedikit sebanyak mengawal tindak tanduk penjajah yang ganas dan tamak.Bayangkan betapa gigih nenek moyang kita dahulu memikul rentaka,membawa Pemuras di samping parang dan keris,menentang ketamakan dan kebuasan penjajah.Jika nenek moyang kita dahulu lembik tidak berjuang mempertahankan tanah air,mungkin hari ini kita akan menjadi seperti Red Indian atau aborigine Australia.Inggeris walaupun buas dan kejam,namun masih menjaga 'standard' mereka cuba menghormati perjuangan orang-orang Melayu mempertahankan warisan.Mereka cuba mengawal alter amuk paramusketeers (ahli senjata api) dan gunners (ahli meriam) Melayu dengan cuba meletakkan para residen mereka terlebih dahulu di setiap negeri Melayu.Apa salahnya Inggeris membawa balatenteranya meranapkan takhta-takhta raja-raja Melayu ini terus atau menghalau mereka sepertimana mereka menumbangkan raja-raja Tamil,Hindi dan Maharaja Moghul di India.Sultan Abdullah memang dibuang ke Pulau Seychelles,namun yang peliknya Inggeris berusaha mengadakan raja baru di Perak dengan membiarkan institusi beraja Perak menabalkan pengganti Sultan Abdullah.Pelikkan?Apa salahnya Inggeris melantik sahaja Hugh Low menjadi 'Rajah Perak' sebagaimana James Brooke menjadi Rajah Sarawak.Biar warisan raja-raja Perak hancur sebagaimana mereka berjaya menghancurkan dinasti raja China dan India.Tetapi ini tidak berlaku.Bukan sahaja orang Melayu,malah 'Mat Salleh' pun berdegil 'mempertahankan' takhta raja-raja Melayu.Lucu dan aneh.Sebenarnya jika kita bersemangat mempertahankan warisan budaya kita sendiri,orang lain pun akan segan dan hormat pada kita.Seperti juga hari ini,jika kita acuh tak acuh dengan warisan kita sendiri,sebagai contoh Tulisan Jawi,Cina Komunis pun tidak segan silu mahu membuang tulisan Jawi dari papan-papan tanda jalan.Jika kita sendiri tidak berusaha mengambil berat diri kita sendiri,siapa lagi hendak diharapkan menjaga segala warisan dan identiti bahkan pegangan agama kita sendiri??Orang asing??

SEbagai kesimpulannya,dengan pendedahan ini yakinlah kita bahawa orang Melayu adalah bukanlah bangsa yang lemah dan hanya mengenal keris dan tombak sahaja malah pandai menggunakan meriam dan membuatnya juga!Orang Melayu juga biasa menggunakan musket (Istinggar) dan pistol (Terakol).
*Contoh Terakol digunakan ketika menyerang.Terakol juga terkenal kerana buatannya yang berseni dan berukiran halus.

Masih terngiang-ngiang jeritan hulubalang Melayu meledakkan Rentakanya di dalam filem 80-an itu.Adegan dua orang hulubalang mengandar batang Rentaka yang diikat pada sebatang kayu sambil meniti batas-batas sawah meninggalkan misteri yang aneh.Kenapa drama dan filem lain tidak seperti filem yang satu ini?Siapa pengarah filem ini?Sungguh,saya betul-betul tabik pada pembuat filem itu.

Jadi fikirkan,adakah Inggeris dan Belanda takutkan orang-orang Nusantara yang menentang mereka menggunakan sumpit,lembing dan keris (kesampingkan ilmu mistik,kita bercakap soal realiti)?Tidak sama sekali.Para musketeers dangunners Melayu inilah antara 'penggerun' mereka dan membuatkan Inggeris berfikir 10 kali untuk menghapuskan raja-raja Melayu,mengkristiankan seluruh orang Melayu dengan paksaan dan menjadikan Tanah Melayu seperti Amerika dan Australia.

Alangkah bagusnya kalau dalam buku-buku sejarah terdapat gambar ini.Betapa megahnya hulubalang Melayu menyangkutkan blunderbassnya (Pemuras) di bahu.





Dalam legenda Melayu,berkaitan ilmu mistik dalam kategori ilmu kebal,antara pantang orang yang mengamalkan ilmu kebal ialah peluru emas.Dan ini adalah benar,dan askar Belanda menggunakan peluru emas untuk menundukkan pahlawan-pahlawan Melayu di Sumatera dan Jawa.Malah Mat Kilau juga dikatakan dikhianati orangnya sendiri berkenaan rahsia ini.Jadi fikirkan,dalam amalan mistik Melayu itu sendiri menyebutkan perihal peluru emas,masakan orang Melayu ketika itu masih terkebil-kebil memegang lembing berhadapan dengan askar Portugis yang bersenjatakan matchlock musket,blunderbuss dancannon?